Tim: Netnews
Medan, Netnews.co.id – Di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran, Sri Dewi, seorang wanita berusia 44 tahun, menceritakan perjalanan emosionalnya saat terbaring di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, Kota Medan. Sebagai ibu dari tiga anak, Sri Dewi harus menghadapi tantangan besar setelah usus buntu yang pecah menyebabkan komplikasi serius pada organ pencernaannya.
Sri Dewi menceritakan dengan penuh rasa cemas bahwa, “Usus buntu saya pecah, dan cairannya menyebar ke lambung serta usus. Akibatnya, perut saya membesar secara signifikan.” Kondisi ini mengharuskannya menerima perawatan medis intensif sesegera mungkin untuk mencegah kondisi yang lebih parah.
Namun, Sri Dewi dan suaminya, Harry (50), mengalami kesulitan dalam mencari rumah sakit yang dapat menangani situasi darurat ini. Menurut Harry, beberapa rumah sakit menolak merawat Sri Dewi karena tidak memiliki kapasitas atau fasilitas untuk menangani kasus yang kompleks ini. “Kami menghubungi beberapa rumah sakit, tetapi empat di antaranya menolak karena tidak mampu menerima kondisi istri saya,” ungkap Harry dengan nada frustrasi.
Kondisi ini membuat Harry harus berjuang keras untuk mencari rumah sakit yang mampu menangani istrinya. Setelah banyak usaha, akhirnya mereka menemukan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau yang bersedia dan mampu memberikan perawatan yang diperlukan. “Berkat bantuan banyak teman dan usaha kami, akhirnya kami berhasil mendapatkan tempat di Rumkit Putri Hijau,” kata Harry.
Hari yang penuh harapan dimulai ketika mereka tiba di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau pada pukul satu siang. Tidak lama kemudian, sekitar pukul empat sore, tindakan operasi dilakukan secara cepat untuk mengatasi kondisi Sri Dewi. Harry sangat bersyukur atas kecepatan dan ketepatan respons dari tim medis rumah sakit. “Kami sangat bersyukur atas penanganan cepat dan profesional dari Rumkit Putri Hijau. Jika tidak ditangani dengan segera, nyawa istri saya bisa terancam,” tambah Harry dengan penuh rasa syukur.
Harry juga menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada seluruh tim di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. “Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak Karumkit, Waka Rumkit Immanuel Purba, dokter Hans yang menangani istri saya, serta seluruh perawat. Kesigapan mereka telah menyelamatkan nyawa istri saya,” ujar Harry dengan penuh penghargaan.
Dalam penutupan, Harry berharap agar Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dapat lebih diperhatikan dan dikembangkan oleh pemerintah. Meskipun pelayanan yang diberikan telah sangat baik, ia merasa rumah sakit ini masih perlu mendapatkan dukungan lebih. “Saya berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih untuk pengembangan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Dengan fasilitas yang lebih baik, rumah sakit ini bisa melayani lebih banyak masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara dengan kualitas pelayanan yang optimal,” harap Harry.
Kisah Sri Dewi dan keluarganya menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan yang cepat dan efisien dalam situasi darurat, serta memberikan penghargaan kepada Rumah Sakit Tk II Putri Hijau atas dedikasi dan profesionalisme mereka. (Ardana/Net)